Kisah Gomora, Kota yang Habis Karena Kesalahan Penduduknya

Pompeii merupakan sebuah nama yang akan langsung diingat oleh banyak orang ketika sedang membicarakan kota-kota yang dihancurkan oleh Tuhan dalam berbagai kisah. Terlepas dari faktor kehancurannya, kota megah di Italia ini memang sering disebut dikutuk Tuhan karena kemaksiatan warganya yang keterlaluan. Tuhan yang marah pun menumpahkan isi gunung Vesuvius pada kota ini.

Masih tentang kota yang pada kisahnya dihancurkan oleh Tuhan, Pompeii bukanlah satu-satunya yang memiliki nasip itu. Ada pula Gomora yang juga mengalami nasip sama, dengan penyebab yang juga sama. Kota yang sering disebutkan memiliki keterkaitan dengan Sodom ini juga dibinasakan oleh Tuhan. Lalu seperti apa kisah dari kota Gomora ini?, berikut ini ulasannya.

Kisah Kota Gomora yang Dibinasakan Tuhan Karena Penduduknya yang Suka Bermaksiat

Kisah mengenai kota Gomora ini bukan hanya ditulis di Al-Quran saja melainkan juga pada Perjanjian Baru, Kitab Kejadian, Alkitab Ibrani, dan pernah ada dalam hadis. Maka tidak diragukan lagi keberadaan dari kota ini memang benar ada. Gomora memiliki beberapa nama lain yang berbeda di berbagai bahasa dunia. Dalam bahasa Arab, Gomora memiliki nama Amora, sementara dalam bahasa Ibrani kota ini memiliki nama Gomorrah. Menurut kisahnya nama ini memiliki arti tanah hijau dan memiliki aliran air bersih.

Gomora termasuk kedalam daerah Kanaan, Kanaan adalah sebuah wilayah yang sekarang ini telah berubah menjadi beberapa negara seperti Yordania, Syria, Lebanon, Palestina, Israel dan sebagian Mesir. Gomora berada di bagian selatan Kanaan, seperti arti dari namanya, kota ini memang sangat subur. Dengan aliran sungai yang deras dan berbagai tumbuhan hijau tumbuh subur, Gomora menjadi kota dengan hasil pertanian yang sangat melimpah pada masanya.

Kemakmuran yang para penduduk Gomora ternyata tidak membuat mereka bersyukur. Mereka melakukan berbagai kegiatan maksiat, mulai dari bermabuk-mabukan, penipuan, mencuir, saling membunuh hingga bercinta dengan sesama jenis kelamin. Tindakan maksiat bercinta sesama jenis ini menjadi yang paling sering disoroti karena semua penduduknya melakukan hal itu.

Perilaku semacan itu akhirnya membuat Tuhan murka, saat Tuhan menghabiskan kota ini, Nabi Luth menawar kepada Tuhan agar tidak membinasakan kota Sodom dan Gomora jika terdapat 50 orang baik di kota itu. Tuhan kemudian menyepakati itu, namun ternyata tidak ada 50 orang baik di kota tersebut, Nabi Luth kemudian menawar lagi menjadi 45, 40 hingga pada akhirnya 10 orang. Dari seluruh penduduk yang ada, bahkan tidak ada 10 orang baik di kota itu. Lalu apa arti sebuah kota jika hampir semua orang disana berbuat maksiat, maka Tuhan membinasakan kota itu.

Namun Tuhan memberi kesempatan kedua untuk penduduk Gomora agar bertaubat dengan mengirim Nabi Luth dan keponakan Nabi Ibrahim ke sana sebagai pembimbing. Bukannya mereka bersedia kembali ke jalan yang benar, penduduk kota Gomora menolak Luth mentah-mentah dan malah melakukan pengancaman. Ketika malaikat menyamar menjadi seorang manusia untuk singgah di rumah Nabi Luth, masyarakat berbondong-bondong kesana malah untuk mengajaknya bercinta.

Ketika Nabi Luth menawarkan kedua anak perempuan yang perawan kepada para pria yang datang, mereka menolak dan besikukuh menginginkan lelaki tampan yang tadi masuk ke rumah Nabi Luth. Hal itu merupakan penghinaan dan perilaku yang sudah melewati batasan. Ketika Tuhan menjaruhkan azab maka Malaikat Jibril menyampaikan pada Luth agar membawa keluarganya bergegas meninggalkan kota itu. Kemudian begitu Luth berada di lokasi yang lumayan jauh, hujan belerang serta batu-batuan menimpa Kota Sodom dan Gomora, kedua kota itu hancur tak bersisa.